Krisis Timor Timur 1999 | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Dekolonisasi Asia, Pendudukan Indonesia di Timor Timur dan Kejatuhan Suharto | |||||||
![]() Rumah-rumah yang hancur di Dili. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Daftar lengkap:
|
Didukung oleh: | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ||||||
Kekuatan | |||||||
11,000 militer dan polisi[22] | 13,000 milisi pro-Indonesia[23] | ||||||
Korban | |||||||
Daftar lengkap:
| |||||||
1.400 warga sipil tewas 220.000+ pengungsi[47] 3 staf UNHCR tewas[48] 2 jurnalis tewas[49] 1 tentara Indonesia tewas[50] 1 polisi indonesia tewas[51] |
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Timor Leste |
![]() |
Garis waktu |
Topik |
Krisis Timor Timur 1999 atau Operasi Guntur adalah tindakan pembalasan oleh milisi pro-Indonesia terhadap rakyat Timor Timur dalam rangka hasil positif referendum kemerdekaan di Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999. Dimulai dengan serangan militan anti-kemerdekaan terhadap warga sipil, dan meluas menjadi kerusuhan di seluruh Timor Timur, berpusat di ibu kota Dili. Kerusuhan meletus setelah mayoritas pemilih referendum Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Sekitar 1.400 penduduk tewas. Tentara yang beraliansi dengan PBB (INTERFET), yang terdiri sebagian besar dari Angkatan Bersenjata Australia dikirim ke Timor Timur untuk mengembalikan stabilitas dan menjaga perdamaian.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search